Materi Budaya Syariah: Makna, Pencipta dan Budaya Kerja Bagi Umat Islam

Materi Budaya Syariah: Makna, Pencipta dan Budaya Kerja Bagi Umat Islam

Materi Budaya Syariah: Makna, Pencipta dan Budaya Kerja Bagi Umat Islam

MAKNA BUDAYA

Budaya adalah segala nilai, pemikiran, serta simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, serta kebiasaan seseorang dan masyarakat. Seperti dalam sebuah hadis yang artinya “ Siapkan lima waktu sebelum (datangnya) lima. Masa hidupmu sebelum datang waktu matimu, masa sehatmu sebelum datang waktu sakit mu, masa senggang mu sebelum datang masa sibukmu, masa muda mu sebelum datang masa tuamu dan masa kayamu sebelum datang masa miskin mu (HR Baihaqi dari Ibnu Abbas)

PENCIPTA BUDAYA

Pencipta Budaya adalah seorang pemimpin. Setiap pemimpin pasti memiliki visi dan misi tertentu yang kemudian di sebarkan kepada bawahannya, seorang pemimpin memberi contoh, kemudian diikuti oleh bawahannya. Akhirnya kebiasaan itu akan menjadi budaya jika semua baik, baik pemimpin maupun bawahan memperhatikan nya.

Faktor kepribadian seseorang pemimpin sangat menentukan dalam menciptakan suasana yang lebih cair, dia akan menciptakan suasana yang lebih cair. Ia akan menciptakan pola kerja yang keras, namun suasana yang cair itu metode yang perlu dibudidayakan saat ini. Metode seperti ini akan menciptakan seorang karyawan yang bekerja keras luar biasa.

Keberhasilan Rasulullah Saw, dalam membangun suasana kerja yang kondusif  di sebabkan oleh sikap beliau sangat penyayang kepada orang lain sebagaimana di nyatakan dalam Al Qur’an Surah Al-imran: 159 yang artinya: Maka di sebabkan Rahman dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekitarnya kamu bersikap keras lagi berhenti  kasar tentulah mereka menjauhkan  diri dari sekelilingmu. Karena musyawarahlaj dengan mereka dalam urusan ituz kemudian apa bila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai Orang-orang yang bertawakal kepada-nya”. (Al-imran: 159).

HUBUNGAN BUDAYA DAN PROFESIONALISME

Sebelum menghubungkan antara budaya dan profesionalisme, perlu diluruskan dahulengertian profesional Sekarang ini, ada kerancuan mengenai makna profesional. Profesional selalu dikaitkan dengan uang. Banyak orang yang mengatakan “Saya kerja profesional, gaji saya sekian.” Mereka tidak memikirkan hal-hal lainnya, ppadhal makna profesional adalah bekerja dengan maksimal dan penuh komitmen dan kesungguhan.

Gaji atau bayaran yang tinggi yang diperoleh oleh seseorang sebenamya merupakan akibat dari pekeraan yang dilakukan dengan kesungguhan, optimal, dan tidak asal-asalan. Sifat profesionalisme ini digambarkan dalam Al-Qur an surah al-Israa:84.

Pengertian profesional bukanlah suatu pekerjaan yang di lakukan dengan sendirinya tanpa memerlukan suasana Bukan berarti jika seseorang telah ahli, maka dapat diartikan ia bekerja secara profesional. Orang akan Profesionalisme akan bekerja menurut keahliannya,dapat dibangun jika ada budaya kerja yang kondusif kemampuannya, dan berusaha dengan maksimal di bidangnya jika didukung oleh suasana kerja yang baik Sebagai contoh kasus, banyak perusahaan yang telah profesional, tapi tiba-tiba jatuh. Kejatuhan itupun terjadi tanpa tanda tanda, bahkan sekaligus jatuh. Hal itu merupakan akibat dari pola kerja perusahaan hanya mengejar profesionalitas, tanpa menciptakan budaya kerja yang baik. Pada hakikatnya, profesionalisme adalah akibat, sedangkan penyebab utamanya adalah budaya yang diciptakan dengan baik.

BUDAYA KERJA BAGI UMAT ISLAM

Dalam masa globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang mengadopsi budaya-budaya asing karena budaya-budaya itu diyakini begitu maju dan berkembang, Pertanyaannya, budaya seperti apa yang harus kita ikuti?

Budaya asing tidak selamanya negatif dan tidak selamanya positif. Budaya asing boleh diadopsi dengan catatan memang sesuai dengan Islam. Budaya penghargaan atas waktu dan ketepatan dalam memenuhi janji, selalu dianggap sebagai budaya Barat, padahal hal itu adalah bagian dari ajaran Islam Sebuah janji haruslah ditepati. Hal itu dinyatakan dalam Al Qur’an surah al-Mu’minuun. Budaya kerja islami yang baik yang dapat dibangun terdapat dalam surah itu ayat 1 hingga 11. Ayat-ayat itu menceritakan sifat-sifat seorang mukmin yang akan menapatkan kebahagiaan.

Allah dalam Al-Qur an surah al-Muthaffifiin sangat mencela orang-orang yang selalu mengurangi timbangan. Ayat ini adalah ayatt yang berkaitan dengan kejujuran dalam berbisnis. Kejujuran yang merupakan budaya Islam ini harus ditumbuhkan. Sementara budaya-budaya asing, perlu diseleksi, sesuai atau tidak dengan ajaran Islam.

SISTEM KERJA BARAT DALAM PANDANGAN ISLAM

Untuk membangun budaya kerja yang baik, diperlukan orang-orang yang baik pula. Di Barat ada perusahaan yang menerapkan sistem mengeluarkan karyawan dengan prestasi terendah. Jumlah karyawan yang dikeluarkan tersebut mencapai sepuluh persen setiap tahun. Bagaimana pandangan Islam atas aturan ini? Dalam Islam, muamalah adalah hal yang membahas aspek-aspek hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya.

Aturan yang mengharuskan sepuluh persen Kariwan dengan nilai prestasi terendah harus keluar setiap tahunnya, dapat dianggap sah agar setiap orang bekerja secara maksimal.

Di lain sisi, kalangan swasta, umumnya sangat menentukan karyawan mereka untuk bekerja secara produktif, berbeda Hal itu telah diakui oleh Menteri Pembinaan Aparatur negara bahwa enam puluh persen pegawai di berbagai departemen dengan pegawai negeri yang bekerja dengan kurang produktif.

Apa yang menyebabkan seseorang bekerja tidak produktif Kerja yang tidak produktif dapat disebabkan oleh beberapa faktor Jika seorang pemimpin menemukan bawahannya yang tidak produktif, maka lebih baik jika karyawan itu tidak langsung di pecat, melainkan harus dipertimbangkan dengan berbagai macam alasan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan seorang karyawan bekerja dengan tidak produktif, antara lain adalah sebagai berikut

1. Orang itu sudah tidak mengikuti sistem kerja. Ia hanya ikut-ikutan serta tidak memahamí visi dan misi. Orang semacam ini memang tidak perlu dipertahankan

2. Deskripsi pekerjaan yang tidak jelas. Hal ini adalah salahnsatu faktor yang sangat penting dalam membangun sebuah perusahaan. Job description adalah hal yang sangat penting untuk menjelaskan siapa yang mengerjakan suatu pekerjaan. Dengan job description yang tidak jelas, seseorang akan bekerja dengan tidak produktif. Banyak orang yang bekerja di sebuah perusahaan dengan keyakinan akan bekerja produktif, namun kemudian menjadi tidak produktif karena ketidak jelasan deskripsi tugasnya.

3. Tidak diberikan contoh oleh pemimpinnya. Jangan salahkan bawahan jika seorang pemimpin tidak mendorong terciptanya budaya kerja yang produktif

APAKAH BUDAYA BARAT SELALU BAIK

Pada dasarnya, ada penyakit mental bangsa Indonesia yang sering menganggap bahwa barat selalu lebih baik, Akibatnya apapun yang datang dari barat, selalu di anggap baik. Lebih lanjut, sikap semacam ini akan menyebabkan keterganguan kepada barat.

Kepercayaan pada sistem syariah harus di bangun bukan hanya karena sekedar faktor emosional dan ideologi. Sistem syariah bukan saja hanya di yakini baik, namun harus menjadi sesuatu yang teratur, gamblang, dan dapat dilihat dalam kenyataannya.

BARAT DAN MANAJEMEN SYARIAH

Orang-orang barat umumnya sangat memperdulikan kualitas , sehingga dalam setiap gerakan Manajemen mereka selalu menerapkan manajemen syariah yang berkualitas.
Semuanya dapat dilakukan dengan baik, bahkan akan lebih baik daripada barat, asalkan dengan catatan sebagai berikut.

1. Bekerja dengan sungguh sungguh
2. Terus menerus dan tidak asal-asalan
3. Tidak boleh berhenti belajar untuk meningkatkan kualitas
4. Dilakukan secara bersama-sama

KONSEP ISLAM MENGATASI KRISIS

Kirisis timbul karena beberapa sebab, pertama krisis di akibatkan oleh pelaku-pelaku ekonomi, termasuk pejabat pemerintah yang tidak bertanggungjawab, misal banyak melakukan penyelewengan, oleh karena itu, untuk membangun bisnis syariah, terlebih dahulu harus dibangun akhlak yang baik. Jika seseorang tidak amanah, tidak transparan, maka ia tidak usah masuk dalam bisnis syariah.
Kedua, karena sistem yang dibangun saat ini adalah sistem kapitalis, sistem ini memang tidak memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Tidak ada satu pun Kalimat dari sistem kapitalis yang menyatakan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat.

BUDAYA KERJA DI INSTITUSI SYARIAH

Contoh budaya kerja yang di terapkan di institusi syariah adalah SIFAT yang merupakan singkatan dari Shiddiq, Istiqomah, Fathanah, amanah dan tablig. Semua hal tersebut dapat di terapkan di bank Syariah.

About Mutawakkil, S.M

Ketahuilah sesungguhnya hidupmu di dunia akan sirna, dindingnya juga hilang dan hancur, maka perbanyaklah ibadah Kepada Allah dan perbuatan baik Sesama mahluk hidup dan jangan terlalu banyak berangan-angan.