Penyakit Bulai Pada Jagun
Penyakit Bulai Pada Jagung

Penyakit Bulai Pada Jagung dan Cara Mengatasinya

Jagung merupakan komoditas yang cukup besar dibudidayakan di Indonesia, pada tahun 2019 indonesia tercatat sebagai penghasil jagung terbesar urutan ke 8 di dunia (sumber kaskus.co.id). karena indonesia memiliki lahan yang cukup luas sehingga dapat meningkatkan produksi jagung nasional.

Seiring berjalannya waktu bayak penyakit jagung juga kian berkembang pesat. Penyakit jagung yang sering dialami oleh petani jagung indonesia adalah penyakit bulai yang disebabkan oleh jamur marga Peronosclerospora. Untuk lebih jelasnya berikut pembahasan tentang penyakit bulai pada jagung.

Mengenal penyakit Bulai pada jagung

Penyakit bulai merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur marga Peronosclerospora yang sering juga di temukan pada jenis tanaman rerumputan. Penyakit bulai tergolong penyakit yang sangat berbahaya karena akan menghambat pertumbuhan jagung hingga jagung tidak dapat tumbuh dengan sehat.

Baca Juga: Cara Menanam Jagung Di Dalam Polybag dengan Baik dan Benar

Penyakit bulai bukan hanya menyerang jagung tapi dapat juga menyerang tanaman pertanian lainnya seperti sorgum, tebu, padi, gandum, dan jelai semua mengalami serangan dari kelompok protista ini. Inang lainnya adalah berbagai rumput yang dapat dijadikan sebagai makanan ternak.

Ciri Gejala penyakit bulai pada jagung

Gejala yang ditunjukkan dari penyakit bulai pada jagung yaitu dapat berupa timbulnya warna agak kekuning-kuningan yang mengikuti jajaran daun jagung. Penyakit ini dapat menghambat pertumbuhan jagung sehingga jagung tidak akan tumbuh dengan sehat atau bisa saja jagung tumbuh menjadi kerdil.

Cara Mengatasi dan Mencegah Penyakit Bulai Pada Jagung

Berikut ini cara mengatasi penyakit bulai pada jagung yang baik dan benar.

#1 Memastikan usia tanaman di waktu yang tepat

Seperti yang dijelaskan di atas penyakit bulai disebabkan oleh jamur peronosclerospora maydis. Jamur yang satu ini dapat berkembang dengan pesat pada musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Jamur peronosclerospora maydis juga dapat menyerang tanaman jagung yang berumur 0 hingga 5 minggu. Sehingga anda harus menanam jagung yang telah melewati usia 0-5 minggu pada saat tidak terjadi musim peralihan.

#2 Melakukan Pergiliran Tanaman

Untuk mencegah perkembangan jamur peronosclerospora maydis di lahan pertanian. Sebaiknya anda melakukan pergiliran tanaman. Setelah menanam jagung maka anda baiknya harus menanam jenis tanaman yang tidak dapat ditempati berkembang virus ini yaitu selain tanaman jagung, tebu, padi, sorgum dan lainnya.

Baca Juga: Cara Budidaya Jagung Yang Baik Hingga Menghasilkan

#3 Campurkan Benih Jagung dengan Fungisida

Karena penyaki bulai di sebabkan oleh jamur peronosclerospora maydis, sehinggap petani harus mencegahnya dengan menggunakan obat penyakit bulai jagung seperti fungisida. Untuk menggunakan fungisida anda harus menggunakan jenis fungisida yang di dalamnya terkandung bahan aktif belerang dan tembaga. Jenis fungisida jenis ini agar konidia yang terbawa oleh benih tidak dapat tumbuh.

#4 Melakukan Pengontrolan

Kita sama-sama tahu setiap tanaman harus dilakukan pengontrolan agar tidak terserang berbagai penyakit. Begitu pula dengan jagung harus dilakukan pengawasan rutin, hal ini dilakukan agar petani dapat mengetahui apakah jagung terkena penyakit bulai dan dapat melakukan pencegahan dan pengobatan agar tidak menyebar ke tanaman yang lainnya.

Baca Juga: Tips Memilih Benih Jagung Yang Baik

Cara Pengendalian Penyakit Bulai Yang Efektif

langkah pertama

  • siapkan alat dan bahan yaitu hand preyer dan air biasa
  • hand speyer yang telah berisi air biasa di semprotkan pada tanaman dan lahannya pada jam 04.00 s/d 05.30 pagi, mulai tanaman berumur 7 s/d 21 hari setelah tanam
  • dengan melakukan hal tersebut maka dapat menekan perkembangan spora bulai, sehingga tanaman tidak terseranga oleh penyakit bulai.

langkah kedua

  • siapkan alat dan bahan yaitu hand preyer dan air biasa dan fungisida
  • hand speyer yang telah berisi air biasa dan fungisida di semprotkan pada tanaman dan lahannya pada jam 04.00 s/d 05.30 pagi, mulai tanaman berumur 7 s/d 21 hari setelah tanam
  • dengan melakukan hal tersebut maka dapat menekan perkembangan spora bulai, sehingga tanaman tidak terseranga oleh penyakit bulai.

Referensi

  • pertanian.go.id
  • paktanidigital.com

About Mutawakkil, S.M

Ketahuilah sesungguhnya hidupmu di dunia akan sirna, dindingnya juga hilang dan hancur, maka perbanyaklah ibadah Kepada Allah dan perbuatan baik Sesama mahluk hidup dan jangan terlalu banyak berangan-angan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *